Cerpen ” PERHATIANMU ADALAH SEMANGATKU “

Cerpen karya Ibu Endang Sugiharyanti, S.Pd. Guru SMK Negeri 1 Ponjong

PERHATIANMU ADALAH SEMANGATKU

Arti Mimpi Melihat Matahari Terbit dari Barat Menurut Primbon Jawa -  Haloyouth

Suara adzan subuh membangunkanku dengan geliat manja kubuka selimut, dan beranjak dari peraduan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu membasuh belek yang masih menempel di mata karena tidur terlalu larut tadi malam.Selesai dari kamar mandi kulanjutkan langkah gontai menuju diujung kamar ruang belakang tempat sholat keluarga. Waktunya untuk berterimaksih kepada Allah pemberi nikmat sehat dan nikmat hidup, masih diberi kesempatan untuk menghirup udara pagi hari ini dengan sejuta rencana dan harapan di dalam hati yang sudah siap untuk di lepaskan satu-satu seperti anak panah yang melesat dari busurnya menuju titik harapan.

Selesai sholat subuh membuat tubuh menjadi segar dan siap aktivitas di dapur demi kebahagiaan keluarga sebelum kutinggalkan seharian demi tugas membahagiaan anak-anak di sekolah dengan belajar bersama dari pagi hingga sore hari. Langkah kecilku menuju kulkas didekat ruang keluarga, untuk melihat stok sayuran dan bahan masakan, sambil pilih-pilih sayuran dan aku berfikir, heeem…. kira-kira mau buat menu apa yaaa gumamku dalam hati, mata tajamku tertuju pada selonjor tempe. Anganku ingin buat tempe goreng bawang uyah saja, kemudian saya keluarkan tempe dari kulkas, ku taruh di samping kaki kiriku. Tangan nakalku selanjutnya membuka tempat sayuran yang terletak di paling dasar dari rak kulkas, ku kulik satu persatu sayuran yang ada didalamnya, sambil berfikir mau buat sayuran apa to ini? sepertinya seger juga ya buat sayur bobor, ku ambil satu jipang, seikat kacang panjang, dan gambas. Aku berfikir nanti tinggal di petikkan daun kelor di pinggir pagar depan rumah pikirku. Mata dan tanganku juga masih mengulik sayuran apa yang perlu aku keluarkan lagi, sampailah tanganku memegang cabe rawit di dalam plastik kecil, aah nanti sambelnya bawang saja gumamku dalam hati lagi.

Setelah semua bahan sayuran keluar dari peraduanya, aku masukkan dalam kantong plastik untuk ku bawa ke dapur. Bruuuuuuk !! ku taruh sayuran di lantai dekat singgasana bumbu-bumbu dapur yang siap menemani group sayuran yang siap bergoyang untuk menyenangkan perut tuan rumah. Kulihat disudut ruangan kompor hitam dengan gagah sudah menunggu tugas pertama, memasak

air. Dua  ceret    dengan nyamannya nangkring diatas tungku siap di didihkan airnya. Sambil menunggu air mendidih, kubuka etalase makanan, masih terjajar beberapa piring lauk di dalam etalase itu, satu per satu piring ku keluarkan antri menunggu tuannya memilah dan memilih makanan yang masih layak untuk dipertahankan. Piring pertama oseng-oseng pare, sudah jelek dan pahit pula, dah minggrir yaaa kamu. Piring kedua orak-arik yang sudah tidak cantik dan tidak layak tampil di etalase jatahnya si cantik lurik yang petok-petok diluar menunggu makanan-makanan sisa. Piring terakhir ayam goreng, masih layak untuk di goreng lagi untuk lauk tambahan berdampingan dengan tempe goreng bawang uyah nanti.

Selesai mengeksekusi makanan yang tidak layak untuk ayam, aku beranjak menuju tempat cucian piring. Kling….kling…klotek….kloteek gelas dan piring aku cuci satu persatu, sambil clingak-clinguk dalam hati, kok mase panggilan sayang buat suamiku. Tumben belum menemani aku di dapur ya, gumamku dalam hati. Sambil menyelesaikan cucian piring dan gelas untuk ku taruh di tempatnya masing-masing dengan rapi. Kaget telingaku mendengar bunyi ngiiiiiiiiing……ngiiiiiiiiiing…….ngiiiiiiiing dari ceret pemasak air yang menandakan airnya sudah mendidih dan siap di taruh di dalam empat tremos cantilk. Dua tremos warna hijau dan dua tremos warnanya pink untuk persediaan air panas untuk hari ini. Krucuuuuuuk……krucuuuuuuk aku masukkan air ke dalam tremos satu-persatu dari tremos warna hijau selesai aku tutup, lanjut krucuuuuuuuk…..krucuuuuuk tremos warna pink sampai semua air panas di dua ceret masuk semua ke dalam empat tremos cantik tersebut. Akupun dengan sigapnya siap   menjajarkan tremos    dengan   rapi diatas meja khusus tremos, kopi, teh dan gula. Setelah selesai bercengkerama dengan tremos-tremos cantik, ku ambil ceret lagi untuk kuisi air untuk persiapan mandi pagi. Lagi-lagi ceret dengan sigapnya nangkring diatas tungku kompor dan siap menghangatkanku nanti ketika mandi pagi.

Sambil menunggu air hangat, kuambil telenan, pisau dan panci, siap bersendau gurau dengan memotong-motong sayuran yang tadi aku ambil dari kulkas. Tiba-tiba terdengaar suara kreseeeeek—kreseeeeeek, ku tengok oooooo….mase sudah ikutan meramaikan dunia perdapuran pagi ini.” Mau masak

apa masee hari ini, sapaku.” “La bahane punyane apa, kata masee.” “Ada jipang, kacang panjang dan gambas, kataku.” La rep di sayur bening po di santan? Kata masee.” Aku manut masee, santan kara juga ada kalau mau di kuah santan, kataku. “Ya sudah, nanti dibuat sayur bobor saja, ada tempe bosok juga to, kata masee.” “Tapi kalau mau dibuat sayur bobor lebih enak lagi ditambahi daun kelor yaaa, masee, kataku.” “Nanti aku petikkan daun kelor, kata masee” sambil menakar beras dibelakangku, krucuuuuuk….krucuuuuuk lima gelas takar beras untuk di cuci di bawah kran disamping aku memotong-motong sayuran. Setelah selesai memasukkan beras di tempat rice cooker, masee dengan sigapnya membantu meracik bumbu yang akan digunakan untuk memasak sayur bobor. Sambil membantu mengupas bawang merah, bawang putih, ku buka obrolan dengan masee. “Nanti aku bantu di dapur hanya sampai jam 6.15 menit ya , masee.” Ya nanti ditinggal saja kalau air sudah panas, kamu tinggal mandi, aku selesaikan tugas dapurnya, kata masee.” Aku mengupas tempe satu persatu dan aku garit pelan-pelan untuk dibuat tempe goreng sebagai lauk utama hari ini. Aku beranjak mengambil cobek di tumpukan cobek, di bawah meja   kompor, aku ambil cobek tanah yang paling besar, ku ambil kupasan bawang putih dua siung saya sejimpit tambahkan ketumbar dan dua jimpit garam lalu aku haluskan di dalam cobek kesayangan untuk meluluri tempe sebelum di goreng. Setelah selesai membuat bumbu, aku bawa cobekku untuk ditambah air di dekat cucian piring.

Pluuuuuuuuuug …..Astofirrulloh teriakku tersontak   kaget. “Ada apa, kata masee.” “Cobeke yang berisi bunbu bolong masee, bumbune ambyaaaar melayang ikut masuk kedalam cucian piring, kataku.” Ku dekati masee, ini cobeke bolong, jadi bumbune lari semua masuk di tempat cucian piring, sambil memperlihatkan cobek yang bolong dan meletakkan di serambi dekat pintu masuk, siapa tahu besok-besok dari cobek bolong tersebut masih ada manfaatnya, gumamku dalam hati. Kulihat jam diding di dapur sudah menunjukkan pukul enam lebih sepuluh menit, masih ada sisa waktu lima menit untuk membantu masee, fikirku. Nanti aku masake, “tenangno pikirmu”, kata masee sambil tersenyum melihat cobek bolong itu. Dengan pikiran campur aduk, kesiangan dan

segera menyelesaikan mengganti membuatkan bumbu untuk membaluri tempe, dengan jari-jari yang cekatan, ku ulang kembali bumbu yang sama seperti semula, ku ambil dua siung bawang putih, sejimpit ketumbar dan dua jimpit garam, ku haluskan dengan secepat kilat dengan ditambah air sedikit , tempe satu persatu aku luluri dengan bumbu sampai siap untuk digoreng. Ku panaskan wajan dengan minyak goreng diatas kompor sebelah kiri untuk menggoreng tempe dan ayam sedangkan kompor sebelah kanan aku siapkan untuk membuat sayur bobor. “Mase berkata, tinggalkan kamu nanti kesiangan, biar aku selesaikan semua.” “Heeeeeem….maaf ya mase menyelesaikan sendiri semua, kataku” Andai cobek tidak pakai bolong, maseeee. “Air hangat sudah siap di dekat kamar mandi, kata masee.” Bergegas aku kabur ke kamar mandi karena jam dinding telah menunjukkan pukul enam lebih dua puluh lima menit. Dandan cantik cukup sepuluh menit dan waktunya pergi ngantor, taraaaaaaa….. ternyata sepeda, helem dan bekal makan pun sudah disiapkan juga. Heeeeeeeem…..terimakasih masee kataku sajak berteriak. Setelah berpamitan waktunya aku pergi ngantor dengan tenang. “Hati-hati tidak usah ngebuut, kata masee”, sambil jalan dan berdiri di dekat sepeda motorku. Ngeeeeeeeeng….ngeeeeng….waktunya melaju menuju kantor dengan riang hati.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *